Khusus Jakarta bisa ANTAR GRATIS ke rumah/kantor Anda via kurir spd motor Kirim via TIKI/JNE ke seluruh Indonesia,_ saya GARANSI 100% paket kiriman PASTI sampai ditangan Anda HATI HATI dengan penawaran Gamat Luxor berharga MURAH, belilah di Distributor Resmi agar terjamin Kualitasnya

22 Feb 2009

Herbal Kanker Payudara

Apa kanker payudara itu?
Kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel pada payudara. Organ-organ dan kelenjar dalam tubuh (termasuk payudara) terdiri dari jaringan-jaringan, berisi sel-sel. Umumnya, pertumbuhan sel normal mengalami pemisahan, dan mati ketika sel menua sehingga dapat digantikan sel-sel baru. Tapi, ketika sel-sel lama tidak mati, dan sel-sel baru terus tumbuh (padahal belum diperlukan), jumlah sel yang berlebihan bisa berkembang tidak terkendali sehingga membentuk tumor. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker, terutama pada payudara. Ada jenis tumor jinak (non kanker), ada juga yang ganas (kanker).

Artikel Trubus SEPTEMBER 2009 " SEMBUH KANKER PAYUDARA "

klik foto artikel dibawah ini biar besar & bisa dibaca:


Pada perempuan, payudara adalah kelenjar yang mampu memproduksi air susu. Tiap payudara terdapat dari 15-20 kantung penghasil susu, yang disebut lobes. Tiap kantung tersebut terdiri dari beberapa kelejar susu (lobules). Seringkali, awal kanker payudara tumbuh pada kelenjar susu atau lolubes.





Payudara juga terdiri dari pembuluh darah dan aliran getah bening, yang mengalirkan cairan yang disebut getah bening, melalui tubuh menuju kelenjar (nodes) getah bening (kumpulan sel sistem imunitas berukuran sebesar kacang polong, berfungsi mencegah infeksi). Kelenjar getah bening yang letaknya dekat payudara terdapat pada bagian ketiak, di atas tulang selangka dan di belakang tulang dada.

Cairan dari jaringan payudara mengalir melalui aliran getah bening menuju kelenjar getah bening di bawah ketiak. Karena itu, ketika sel kanker payudara mulai menyebar (metastatis), lokasi penyebaran pertama yang paling umum adalah pada kelenjar getah bening (terletak di bagian bawah lengan). Nah, jika sel kanker telah menyebar ke bagian tersebut, akhirnya muncul benjolan. Namun, jika benjolan tersebut tidak terdeteksi, ada kemungkinan sel kanker telah menyebar hingga ke bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru, tulang dan otak.


Gejala:

Kanker payudara merupakan kanker no.2 terbanyak pada wanita Indonesia. Gejala-gejalanya mencakup:

=> Pada stadium dini : tanpa keluhan, penderita merasa sehat, tidak nyeri, aktivitas normal. Tanda yang mungkin ada teraba benjolan kecil di payudara

=> Bila penyakit berlanjut; terasa benjolan, bentuk dan usuran payudara berubah, luka/eksim pada payudara yang sudah lama dan tidak sembuh pengobatan, keluar darah/nanah/cairan dari puting atau ASI walupun tidak menyusui

=> Puting susu tertarik ke dalam

=> Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk

Kanker dapat diawali dari sel-sel yang belum membentuk benjolan. Ketika kanker berkembang, tumor akan tumbuh dan benjolan dapat dirasakan lebih jelas hanya dengan pemeriksaan manual yang dilakukan dokter. Selain itu, kelenjar getah bening bisa membesar yang menandakan sel kanker telah menyebar.

Umumnya saat diagnosis kanker payudara, pada awalnya tidak menimbulkan rasa sakit yang bisa menjadi tanda munculnya penyakit ini. Namun, pada beberapa pasien mengaku mengalami rasa sakit di seputar benjolan pada payudara. Bagi yang mengalami rasa sakit payudara terus-menerus dan mencurigakan sebaiknya segera diperiksakan ke dokter, meskipun belum terasa adanya benjolan

Faktor resiko kanker payudara :

=> Riwayat keluarga dengan kanker payudara, kanker ovarium, endometrium, kolorektal, prostat, tumor otak, leukemia, sarkoma

=> Faktor hormon; haid pertama <10>55 thn, tidak menikah/melahirkan anak, melahirkan anak pertama >35 thn, tidak pernah menyusui anak

=> Faktor umur; kemungkinan lebih besar mendapat kanker payudara pada umur lebih dari 30 tahun dan terus bertambah sampai setelah menopause

=> Payudara pernah infeksi, trauma, operasi tumor jinak atau ganas

=> Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon dan pengobatan kemandulan

=> Penderita tumor jinak payudara menggunakan obat KB

=> Pernah radiasi payudara atau dinding dada

=> Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa

Diagnosis

Bila terjadi benjolan, lakukan :

=> Pemeriksaan USG, mammografi, MRI

=> Pemeriksaan pertanda tumor: CA 15-3, MCA dan CEA

=> Diagnosis pasti; pemeriksaan hispatologis yang bahannya diambil dari biopsi benjolan di payudara

Pencegahan :

=> Pemakaian obat hormonal harus dengan sepengetahuan dokter

=> Dikeluarga sedarah ada yang menderita kanker, jangan gunakan KB PIL, suntikan dan susuk KB

=> Lakukan pemeriksaa SADARI setiap bulan

=> Risiko tinggi, periksa mammografi secara berkala, terutama pada usia lebih dari 49 tahun

=> Pemberian ASI selama mungkin pada anak menggunakan risiko terkena CA mammae karena terbentuk hormon oksitosin yang akan mengurangi produksi hormon estrogen

=> Menjaga kesehatan dengan banyak mengkonsumsi buah dan sayuran segar, susu kedelai, tahu, tempe, mengandung genistein yang dapat menurunkan kejadian kanker payudara

=> Hindari makanan berkadar lemak tinggi karena nerkorelasi dengan peningkatan kanker payudara

Hindari:

=> Karsinogen yaitu penyebab yang dapat merangsang pembentukan kanker, misalnya zat kimia organik dan anorganik seperti zat pewarna tekstil (kue, kerupuk) zat pengawet (tahu, bakso), karbon tetraklorida (CCI4), ter (jelaga), kloramfenikol (obat tifus), fenilbutason (obat rematik), nitrosamin, asbes, asap rokok, sinar radiasi

=> Polusi udara

=> Penyedap dan pemanis buatan

=> Sayuran berpestisida

=> Ikan tercemar merkuri, pengawet

=> Daging tercemar virus, hormon, pengawet, dsb

Pengobatan

Tergantung stadium, bisa operasi, kemoterapi, radioterapi, hormonal. Untuk stadium dini (I dan II) operasi dengan cara breast conserving treatment (BCT) yaitu hanya mengangkat tumor dengan 1-2 cm dari jaringan normal disekitarnya, lalu diradioterapi selama 5-6 minggu, angka kekambuhan 10-12%.

Bila operasi, kemoterapi dan radiasi gagal, hindari makanan dan minuman tercemar, hindari makanan berlemak, banyak konsumsi buah dan sayuran segar yang bebas peptisida dan konsumsi food suplement yang terbukti berkhasiat antikanker.


***************************************************************************************
Ganggang Biru-Hijau Vs Kanker Nasofaring.
Sepulang berkemah di kawasan Puncak, Cianjur, Tono-nama samaran-didera nyeri kepala berkepanjangan. Beberapa butir obat penghilang pusing ditelan, tapi nyeri itu seolah ajek. Kejadian 4 tahun silam itu diikuti munculnya benjolan sebesar telur puyuh di leher. Lita-sang ibunda-yang takut terjadi sesuatu segera membawanya ke Rumah Sakit Pluit di Jakarta Utara. Di sana dokter memvonis anak saya kena kanker nasofaring, tutur Lita.

Kabar mengejutkan itu sontak membuat semua persendian Lita terasa lemas. Ia benar-benar tak menduga anak sulungnya didera kanker. Ketika itu saya hanya bisa diam dan menangis. Saya merasa kasihan, ujar Lita. Saat palu vonis itu diketuk, Tono baru saja merayakan kelulusannya dari Sekolah Menengah Pertama. Ia memang mengisi waktu liburan dengan berkemah sambil menunggu pengumuman penerimaan dari sebuah Sekolah Menengah Atas di kawasan Jakarta Barat.

Benjolan itu tidak sengaja didapati. Rambut Tono yang panjang sebahu membuat benjolan itu tertutup. Herannya dia sendiri tidak merasa ada benjolan itu, ujar Lita. Maklum dengan bobot sekitar 80 kg, leher Tono tampak penuh lipatan kulit. Benjolan itu tampak setelah sang ayah mencukur rambutnya. Lo kok ini ada benjolan, ujar sang ayah seperti dituturkan Lita.

Saran dokter untuk melakukan biopsi-pemeriksaan jaringan hidup-membuat Lita ketakutan. Saya sering dengar biopsi menyebabkan kanker menyebar dan lebih ganas, ujarnya. Merasa tak puas, kelahiran Bangka-Belitung 45 tahun lalu itu mengecek Tono ke RS PGI Cikini di Jakarta Pusat. Kesimpulan sementara sama, perlu dilakukan biopsi.

Melalui bantuan kerabat dekat, Lita pun mengunjungi dokter spesialis kanker di bilangan Rawamangun. Setelah di CT Scan, dokter hanya bilang anak saya memang terkena kanker nasofaring stadium 1, ujarnya. Lita pun kembali dirujuk melakukan biopsi di RS Kanker Dharmais di Jakarta Barat.

Pengobatan alternatif

Pilihan biopsi sangat tidak diinginkan Lita. Setelah berembug bersama suami, Lita mencoba mencari pengobatan alternatif. Saya mendengar ada yang bisa menyembuhkan dengan pijitan di Sukabumi, ujar Lita. Tanpa pikir panjang, ia pun membawa Tono yang masih bisa beraktivitas normal ke sana. Sebulan pengobatan berjalan, hasilnya nihil. Benjolan itu malah tampak sedikit membesar.

Sebagai gantinya pengobatan herbal dipilih. Seorang pengobat di Kelapagading, Jakarta Utara, dikunjungi. Menurut sang pengobat, Tono harus meminum berbagai ramuan herbal. Salah satu di antaranya benalu teh. Sebungkus benalu itu dicuci bersh lalu direbus dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa segelas. Setelah dingin, air rebusan disaring untuk diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Setelah 2 minggu mengkonsumsi belum ada perubahan, malah batuk darah dan mimisan, ujar Lita.

Tak kunjung membaik, dokter spesialis kanker di Rawamangun didatangi kembali. Kini apa pun yang disarankan dokter itu diterima. Dokter menyuruh ke Dharmais untuk menjalani terapi pengobatan, ujar Lita. Di sana Tono mesti menjalani kombinasi pengobatan dengan penyinaran dan kemoterapi. Katanya perlu 32 kali penyinaran sampai sembuh, ujar Lita.

Perubahan terjadi saat menjalani penyinaran ke-15. Tiba-tiba Tono didera rasa sakit yang amat sangat di pinggang. Tak tega melihat kondisi itu, Lita pun meminta dokter memberi obat penghilang rasa sakit. Obat itu diberikan lewat mulut dan dubur. Ia hanya efektif selama 12 jam setiap kali pemberian, tutur Lita.

Rasa sakit Tono membuat dokter curiga. Lita pun disarankan memeriksa Tono kembali. Hasilnya memang mengejutkan. Kanker itu sudah menyebar sampai pinggang. Dokter memutuskan Tono perlu menjalani 14 kali penyinaran lagi di bagian pinggang.

Saat itu kondisi Tono sudah jauh menurun. Bobotnya menyusut 30 kg, kulitnya kusam, dan rambutnya rontok. Air ludahnya kering, wajahnya menghitam, gusinya pecah-pecah sampai keluar darah, dan semua kaki tangannya bengkak, kata Lita.

Minum spirulina

Ketakutan kanker itu menyebar terbukti. Tak hanya di pinggang, tulang ekor pun kini digerogoti kanker. Tono mesti menjalani 17 kali penyinaran lagi. Dokter yang menanganinya mewanti-wanti agar kakak Lita tidak menginformasikan soal harapan umur penderita kanker. Dokter menyebutkan dengan kondisi itu usia Tono diperkirakan tidak sampai 3 bulan lagi, ujar Lita meniru ucapan sang kakak. Sambil terus menjalani terapi penyinaran, Lita meminta izin agar Tono diperbolehkan pulang. Saat itu Lita mengaku pasrah. Saran sepupunya untuk membawa Tono berobat ke Singapura ditolak secara halus. Biarlah saya merawatnya semampu saya, ujar Lita yang saat itu hanya bisa memberi asupan susu formula pada Tono.

Menjelang Natal pada 2002, teman dekat suami memintanya mencoba memberi spirulina. Siapa tahu bisa membuat badan anakmu sedikit kuat, tutur teman itu memberi beberapa sachet spirulina. Kebetulan pula spirulina cair itu berasa stroberi. Anak saya paling suka rasa stroberi jadi agak gampang memberinya, ujar Lita.

Spirulina itu diberikan rutin 3 kali sehari. Awalnya tubuh Tono seakan menolak. Saat diminum, tak lama cairan itu dimuntahkan lagi. Namun setelah mencoba 3 kali, tubuh Tono pun bisa menerima. Dua minggu mengkonsumsi tanda-tanda perubahan mulai terlihat. Kulitnya mulai kelihatan segar. Nafsu makannya timbul lagi, ujar Lita. Hampir 4 bulan rajin mengkonsumsi, kondisi Tono berangsur-angsur membaik. Wajahnya yang tadinya hitam mulai memutih kembali. Yang menggembirakan Lita, Tono sudah bisa berjalan normal meski agak tertatih-tatih. Kakinya masih sedikit bengkak, ujar Lita.

Setahun berlalu, Tono sudah tampak segar bugar. Bobotnya kembali normal seperti sediakala. Ia masih merasa cepat lelah saja, ujar Lita yang hingga kini terus mewajibkan Tono meminum 1 sachet spirulina setiap hari. Sekolahnya dulu sempat berhenti selama setahun sudah diteruskan kembali. Kalau lihat dia sekarang, saya kadang menangis karena tidak menyangka dia bisa membaik, tutur Lita.

Terbanyak ke-4

Merujuk data National Cancer Institute di Amerika Serikat, kanker nasofaring banyak terjadi pada ras Mongoloid yang tersebar di negara-negara Asia seperti Cina, Hongkong, Malaysia, Singapura, bahkan Indonesia. Kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung hingga menyebar ke kelenjar leher dan otak itu bisa diturunkan secara genetis.

Menurut Profesor Dr Karmel L Tambunan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker nasofaring kini menjadi salah satu kanker yang banyak penderitanya di tanahair. Penyebabnya diduga virus epstein barr. Virus itu juga ditemukan pada penyakit lain seperti herpes, ujar spesialis darah yang juga mendalami kanker itu. Salah satu pemicunya adalah makanan yang diawetkan dengan garam atau diasapkan.

Dalam paparan mengenai penyakit-penyakit kanker, Dr Gustav Quade dari Institute of Medical Biometry, Informatic and Epidemiology Universitat Bonn di Jerman menyebutkan pada stadium awal serangan kanker nasofaring tidak memberi gejala khas. Yang sering tampak hanya telinga berdenging, hidung mimisan atau tersumbat seperti pilek terusmenerus di salah satu sisi. Bila semakin parah, di leher, misalnya, akan tampak pembesaran getah bening yang terlihat seperti benjolan yang dialami Tono.

Satu-satunya pengobatan kanker yang bisa dilakukan dengan menjalani radioterapi dan kemoterapi, ujar Karmel. Pengobatan yang dilakukan pada Tono itu menurut Karmel sudah tepat. Meski demikian ia belum bisa menduga peran spirulina yang membuat kondisi Tono membaik. Mungkin membantu memperbaiki daya tahan tubuh saja, ujarnya. (Dian Adijaya S)
Sumber: di Majalah Trubus Edisi Senin, 04 September 2006

***************************************************************************************

Penjinak Radiasi

Bencana mahadahsyat itu 20 tahun telah berlalu: ledakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Chernobyl. Namun, dampaknya tak juga terkubur oleh perjalanan panjang sang waktu. Setidaknya 9 anak meninggal karena kanker thiroid akut dan 9.000 orang lainnya mengidap leukemia, anemia, serta kehilangan kekebalan tubuh. Semua itu akibat radiasi nuklir ketika PLTN meledak pada 26 April 1986 pukul 01.23.

Cuma itu? Ternyata tidak, sebab kandungan iodine tanah dan logam berat strontium 90 serta caesiun 137 terserap oleh tumbuhan, serangga, dan jamur. Efeknya mempengaruhi makanan sehari-hari penduduk setempat. Iodine, misalnya, memicu kanker thiroid seperti banyak terjadi di Belarus dan Rusia. Radias nuklir bagi mereka memang mengancam nyawa.

Secercah harapan muncul ketika L.P. Loseva and I.V. Dardynskaya, dari Research Institute of Radiation Medicine, Minsk, Belarus, melaporkan hasil riset yang melibatkan 100 anak. Konsumsi 5 gram spirulina setiap hari selama 20 hari menekan 50% kandungan radioaktif pada urine.

Menurut Belookaya T Corres dari Komite Anak-anak Belarus, spirulina menurunkan radiasi akibat konsumsi makanan terkontaminasi zat radioaktif cesiun 137 dan strontium 90. Tumbuhan bersel satu itu meningkatkan kesehatan tubuh manusia sehingga digunakan sebagai terapi bagi orang yang terkena radiasi. Riset lain melibatkan 49 anak berusia 3-7 tahun di Beryozova, Belarus. Ekstrak spirulina diberikan selama 45 hari. Para dokter menemukan sel T dan hormon pengatur tumbuh meningkat. Sebaliknya 83% radioaktif pada urine menurun.

Peneliti juga menyimpulkan pikosianin dan polisakarida meningkatkan reproduksi sumsum tulang dan kekebalan sel. Rusia mematenkan spirulina pada 1994 sebagai makanan obat penurun reaksi alergi pada pasien yang teradiasi. Paten itu berdasarkan penelitian terhadap 270 anak yang hidup di radiasi tinggi. Setelah diberi 20 tablet atau 5 gram spirulina per hari selama 1,5 bulan, sensitivitas terhadap alergi pun normal. Riset-riset itu meneguhkan spirulina sebagai panasea, obat mujarab bagi beragam penyakit. (Vina Fitriani)

Sumber: Majalah Trubus Edisi Kamis, 31 Agustus 2006

------------------------------------------------------------------------
KLIK LINK dibawah ini sesuai penyakit Anda:

dokter bicara tentang gamat

herbal sakit kista & miom

sakit jantung bocor

sakit jantung koroner

sakit STROKE

sakit hepatitis B hepatitis C

herbal diabetes

herbal Pneumonia radang paru paru

sakit Ginjal

sakit Talasemia

sakit radang/luka usus

sakit nyeri/radang sendi, asam urat

herbal lupus

sakit kulit & jerawat

herbal asma

herbal kanker payudara